25 Juni 2016

Journey To Ambon

Ini adalah perjalananku yang kedua kalinya ke ambon, dulu aku pernah kesini tahun 2012 yang lalu, saat itu dapet tugas dari kantor untuk mengikuti rapat kerja seluruh indonesia yang diadakan di ambon, namun saat itu karena informasi yang terbatas tentang sewa kendaraan disini, saya dan teman teman kantor hanya menyewa mobil setengah hari, itupun mobil kami sewa dari hotel (Hotel Aston Natsepa) yang tentunya harganya selangit, yang ga cukup buat kantong kami, akhirnya setengah hari pun jadilah, namun hanya cukup untuk seledar melihat lihat kota ambon, dan patung kristina yang terkenal itu, saking tidak tahunya kami, ternyata ga jauh dari hotel yang kami tempati terdapat pantai wisata di kota ambon yang cukup terkenal, yaitu pantai Natsepa.



Balik ke masa sekarang, hehe kayak back the future aja , saat ini tepatnya tahun 2015, saya kembali mengunjungi kota ini, kali ini bukan mengikuti workshop lagi, tapi hanya sekedar survey beberapa hari, sekarang saya tidak lagi bekerja di tempat yang sama, saat ini kerjaan saya terkait dengan survey survey ke seluruh indonesia, kebenaran yah, sekalian bisa menyalurkan hobi travelingku dan bisa melihat lihat kota seluruh indonesia.

Dari hasil diskusi sama temen - temen dan hasil gogling, saya tidak mau perjalanan saya kali ini dikota ini sia-sia, saya mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai sewa kendaraan yang ramah kantong dan tentunya driver yang ramah dong, hasilnya berjumpalah saya dengan kaka driver yang saya lupa namanya, dijemput di bandara setelah menghabiskan perjalalan hampir empat jam, jakarta ambon, jenuh juga ya perjalalan selama itu.

Kami putuskan beberapa destinasi wisata yaitu pantai pintu kota ambon, patung christina, alun alun kota ambon, pantai natsepa sekalian icip icip rujak mama-mama yang terkenal itu, permandian air panas yang saya lupa namanya dan terakhir wisata belut waiseloka.

Destinasi pertama saya pantai pintu kota ambon, untung saat itu air laut lagi ramah sehingga pintu kota sangat jelas terlihat karena air dalam keadaan surut, saya turun menuruni pantai dan mendekati karang pintu kota, masuk ke terowongannya, wiih.. Eksotis lho.. Cuma disini mesti berhati hati, soalnya karangnya agak licin dan tajam, dari balik pintu kota kita bisa melihat hamaparan laut biru sejauh mata memandang, dan menurut driver kami kalo mancing dikawasan ini bisa dapet ikan sebesar paha lho, ga perlu make perahu ke tengah, cukup di pinggir aja, puas foto - foto kami pun beranjak, eh tapi hati - hati yah disini, sebab dipintu masuk depan kita sudah dipungut biaya, ga taunya pas pulang kita dipungut biaya lagi, pas di karang pintu kotanya, katanya beda kawasan, but its OK lah, mereka juga yang bertanggung jawab menjaga kawasan ini, termasuk kebersihannya, mudah-mudahan bukan cuma narik iuran aja, disebalah pantai pintu kota, ga jauh saya ke pantai sebelahnya, yang ada dermaganya, tapi sepertinya sudah tidak berfungsi, disini banyak tumbuh pohon kelapa, dan taman - taman rumput yang hijau ga jauh dari bibir pantai, indah banget, dari pinggir dermaga kita bisa melihat hamparan air laut yang sangat jernig dari atas, ikan ikan bisa terlihat sangat jelas, namun sayang saat itu hari hampir gelap, dan matahari sudah mulai tenggelam, dengan berat hati saya pun meninggalkan pantai yang indah ini, balik ke hotel, istirahat dan melanjutkan traveling besok. Tapi malemnya kami sempe nongkrong dulu di alun alun kota, sekalian makan malam sop jagung.

Oh ya makanan disini kebanyakan seafood, yang terkenal itu lho, seafood kuah bumbu kuning, tapi bumbunya tipis aja, plus kuningnya ga terlalu mencolok, jadi fresh kuah ikan. Keesokan harinya saya melanjutkan trip ke wisata belut waeselaka, belut morea itu, dipancingnya pake kuning telur, belut disini jinak banget, bisa kita pegang dan elus elus, kayaknya dah akrab banget sama sentuhan manusia, setelah dari belut lalu saya kepermandian air panas hatuasa, disini air kolamnya ada dua jenis, satunya sedang dan satunya agak panas, saya disini cuma celupin kaki aja, tapi lumayanlah buat relaksasi.
Puas bermain air, selanjutnya tujuan kami ke pantai natsepa, cari rujak, wuiiih rasanya mantep bro, rujak serutnya dengan bumbu gula merah berbalur taburan kacang tumbuk mantap banget, ini nih kayaknya yang bisa kangen sama ambon lagi.
Makan rujak adalah petualang terakhir kami, selanjutnya kami menuju bandara meninggalkan kota ambon, by bye Ambon, see u next time, mudah-mudahan bisa kemari lagi mengunjungi pantai Ora di Pulau seram

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Terbaru