Tahun 2014 yang lalu, kebetulan bossku di kantor lagi baik nih, aku dan seorang temanku diajak beliau trip ke Manado tepatnya ke Pulau Bunaken, wow exiting banget nih, soalnya kalo trip make biaya sendiri khan ga mungkin, tiket pesawatnya aja berapa. Okelah pak, kami bersedia (padahal bersedia banget ya, kapan lagi soalnya)
Perjalanan Jakarta - Manado kami tempuh dalam waktu hampir 3 jam, but its OKlah, ga bakalan terasa dipesawat sambil nikamati film dan musik yang tersedia di kabin pesawat, tiba di Manado kami langsung menuju hotel tepatnya hotel Travello di Jl. Sudirman, Hotelnya lumayanlah, bersih dan cukup untuk melepas lelah, hari inai kami tidak kemana - mana, kata boss di suruh menghimpun energi soalnya besok kami perlu tenaga ekstra buat melakukan snorkling, hanya malemnya kami makan malam di restoran saya lupa namanya, tapi menu spesialnya adalah ikan mas bakar yang tulang kecilnya hampir tidak ada, ini katanya yang spesial karena biasanya ikan mas khan banyak duri kecil di dagingnya, nah disini duri itu hampir tidak ada, oh iya ikan mas ini asli hasil budidaya danau Tondano, namun sayang kami tidak ada rencana trip kesana karena keterbatasan waktu.
Esok harinya setelah sarapan di hotel kami dijemput driver yang telah di book sebelumnya sama temennya si boss di manado, ternyata perjalanan ke pelabuhan penyeberangan tidak seberapa jauh, hanya setengah jam. Sesampianya disana banyak perahu boat charter, ternyata charternya lumayan mahal ya, seharian 700 ribuan pada tahun itu, ga pa pa lah, di tanggung boss ini. Dengan menggunakan boat charteran kami menyeberang ke Pulau Bunaken, Boat ini berlari cukup cepat, ditopang oleh dua buah mesin boat merk yamaha, wajarlah kecepatannya cukup kencang, saya memilih duduk didepan boat biar bisa merasakan angin laut yang langsung menerpa wajah, tapi nampaknya anginnya terlalu kencang, takut masuk angin oii.. Ditengah perjalanan ditengah laut, kami melihat kapal lagi yang dasarnya ada kacanya yang bisa melihat langsung ke bawah air, rupanya ini menarik perhatian kami, sebelum berbasah-basah snorkling
kami meminta untuk merapat kekapal tersebut, rupanya tidak ada penumpang lain, maklumlah saat ini bukan musim liburan, setelah nego harga 350 ribu rupiah, untuk sementara kami berpindah ke perahu ini, kami dibawa berputar mengitari dinding palung pulau Bunaken, kebetulan hari ini cerah, kami bisa melihat sekumpulan ikan sampai ke dasar, tapi bukan kedasar palung ya, soalnya kedalamannya hampi 150 meter katanya, jadi hampir tidak tertembus sinar matahari dari atas, beruntung kami dapat melihat kura-kura yang sedang berenang, oh iya karang-karang disini ternyata karang-karang yang berbentuk gumpalan-gumpalan besar, yang berwujud hampir seperti tebing karang atau gunung karang, jadi karang karang ini menyatu dan tidak terpisah - pisah layaknya dinding tebing atau pegunungan karang.
Puas mengitari palung bunaken, kami pun kembali berpindah ke boat pertama dititik yang telah ditentukan sebelumnya, kami merapat ke Pulau Bunaken untuk berfoto di tulisan Bunaken yang legendaris itu, belum afdol rasanya kalo tidak berfoto ditempat ini, setelah menyewa perlengkapan snorkling, yang harganya ga murah juga , lupa berapa ya, sekitar seratus ribu kalo tidak salah, berupa satu stel perlengkapan snorkling terdiri dari kacamata snorkling, satu stel baju selam, dan kaki katak. Oh iya tidak lupa kami pun menyewa fotografer bawah air lokal, buat mengabadikan snorkling kami dengan tarif 250 ribu rupiah, yang nanti fotonya akan jadi dalam bentuk CD, rupanya abang fotografer ini cukup profesional ya, dia mengambil foto dengan terus melakukan penyelaman dari bawah kami, menahan napas yang cukup lama sambil mengarahkan kami yang amatiran ini, hahaha..
Pemandangan dibawah laut ini membuat kami sangat terpukau kawan, keindahan karang - karangnya yang hidup dikelilingi berbagai jenis ikan-ikanan berwarna warni, untuk sesi foto bersama ikan ini kami membawa biscuit untuk memancing ikan supaya bergerak mengitari kami, jadi fotonya kita itu selalu dikelilingi ikan - ikan berwarna warni yang nampaknya cukup akrab dengan manusia. Kami snorkling persis di bibir palung yang dalam itu karena menurut abangnya, disini letak habitat ikan yang paling banyak, kalau beruntung kami bisa melihat ikan hiu yang berseliweran, tapi agak susah katanya kalo sekedar snorkling, karena hiu amat jarang muncul kepermukaan karena hiu tidak menyukai sinar terang, jadi selalu ada di laut dalam, nampak dibawah kami beberapa penyelam sedang melakukan diving, kepingin banget sih, tapi masih belum berani.
Puas melakukan snorkling kami kembali ke Pulau bunaken, mengembalikan peralatan dan mengambil CD foto bawah laut yang akan menjadi kenang-kenangan yang tidak akan terlupakan. Sampai nanti Bunaken, semoga keindahan alam bawah lautmu tetap lestari tanpa sentuhan tangan - tangan jahil wisatawan
Tidak ada komentar :
Posting Komentar